Langsung ke konten utama
Disusun Oleh:
TIM
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH
2012
1
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM BIOLOGI
Bekerja di laboratorium akan selalu berinteraksi dengan bahan biologi, kimia, peralatan gelas, ataupun instrumen yang penuh dengan resiko, baik yang berkaitan dengan manusia maupun lingkungan sekitar. Besar kecilnya kemungkinan resiko kecelakaan kerja di laboratorium bergantung pada ketaatan mengikuti standar prosedur dalam memperlakukan peralatan maupun bahan selama bekerja di laboratorium. Resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi karena beberapa hal, sebagai berikut.
1. Kurang memahami teknik dasar kerja laboratorium.
2. Bekerja dengan cara yang salah, ceroboh, tergesa-gesa atau terlalu berani mengambil resiko tanpa memperhatikan petunjuk atau instruksi
3. Tidak mengenal bahan kimia yang dipergunakan seperti simbol bahaya, resiko keselamatan, dan simbol limbah, yang dapat dilihat pada tabel.
4. Tidak paham tentang keselamatan kerja dan tidak mengetahui cara penggunaan alat-alat pelindung keselamatan kerja.
Hampir semua bahan praktikum berbahaya, meskipun demikian tidak perlu menjadi halangan untuk berinteraksi dengan bahan tersebut. Yang terpenting adalah mengenal karakteristik bahan terutama bahan yang berbahaya, beracun, dan zat radioaktif; bekerja dengan tepat dan hati-hati; serta mengetahui cara penanggulangan ketika terjadi kesalahan, kebakaran, atau terjadi bahaya yang disebabkan oleh bahan praktikum.
Resiko penggunaan alat-alat laboratorium yang berupa alat-alat gelas, paling mungkin terjadi antara lain disebabkan oleh alat yang mudah pecah sehingga akan mengenai bagian tubuh, kesalahan dalam teknik pemanasan, pemindahan bahan, dan perakitan alat yang kurang tepat. Resiko tersebut dapat dicegah jika kita bekerja di laboratorium mengikuti prosedur yang benar.
2
Jadi, pengetahuan dasar tentang teknik laboratorium, pengetahuan tentang alat dan bahan, pengetahuan tentang keselamatan kerja menjadi prasyarat penting bekerja di laboratorium.
Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan sebelum, selama dan sesudah bekerja di laboratorium.
A. Sebelum bekerja di laboratorium
1. Persiapkanlah hal yang diperlukan sebelum masuk laboratorium seperti alat tulis, skema kerja, jenis bahan, jenis peralatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan. Barang-barang pribadi seperti tas, jaket, dan barang-barang yang tidak berhubungan dengan praktikum disimpan ditempat yang telah disediakan.
2. Mengenakan pakaian yang tertutup dan jas laboratorium selama bekerja, bagi yang berambut panjang diikat ke belakang atau menggunakan topi pelindung (kerudung) serta mempersiapkan alat-alat keselamatan kerja yang dibutuhkan.
3. Memakai sepatu yang tertutup. Tidak diperkenankan memakai sandal atau sepatu sandal dan memakai sepatu yang berhak tinggi.
4. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.
5. Bagi yang mengenakan lensa kontak, selama bekerja harus dilepas.
Gambar 5.1 menggunakan jas lab
3
B. Selama Bekerja di Laboratorium
1. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah bekerja di laboratorium
2. Sebaiknya tidak bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada satu asisten atau laboran yang mengawasi.
3. Tidak diperkenankan bersendau gurau dan bermain-main dengan peralatan laboratorium serta bahan kimia.
4. Dilarang makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium, serta makan dan minum menggunakan peralatan laboratorium.
5. Menjaga kebersihan dan kerapian tempat. Sebelum meninggalkan laboratorium meja dan alat harus dalam keadaan bersih.
6. Reaksi yang masih berlanjut harus selalu diawasi dan ditunggu sampai selesai.
Gambar 3 Proses praktikum, harus selalu diawasi
Gambar 2 Membersihkan dan merapikan meja sebelum meninggalkan lab
4
7. Pengunjung ke laboratorium harus dibatasi dan harus didampingi oleh staf laboratorium dan bila perlu menggunakan alat-alat perlindungan diri seperti kaca mata, pelindung wajah, dan tutup kepala.
8. Mengetahui letak dan posisi
alat-alat penanganan
kecelakaan, seperti eyewash
station, shower safety, first aid,
alat pemadam kebakaran, kotak
P3K, dan lain-lain. Melaporkan
setiap terjadi kecelakaan kerja
dan setiap terjadi gejala bahaya
kepada staf laboratorium.
C. Sesudah Bekerja di Laboratorium
1. Sebelum meninggalkan lab, alat listrik dimatikan, kran air ditutup, alat dan bahan dikembalikan pada tempatnya, kran gas ditutup dan meja praktikum dibersihkan.
2. Penanganan limbah sesuai karakteristiknya. Limbah organik padat seperti spesimen dibuang pada tempatnya.
3. Beberapa komponen yang erat kaitannya dengan keselamatan kerja di laboratorium sebagai berikut.
Gambar 5.4 Shower safety
5
a. Adanya air yang cukup dengan saluran dan kran yang lancar serta memiliki shower untuk keperluan darurat.
b. Pipa saluran gas dan kran berfungsi dengan baik.
c. Memiliki alat pemutus arus listrik dan sekering sentral khusus laboratorium, voltase selalu tertera dengan jelas pada setiap terminal, dan selalu diperhatikan setiap kabel yang saling menghubungkan.
d. Adanya kotak P3K yang lengkap, jika perlu didekatnya ditempel daftar nomor telepon penting seperti instalasi pemadam kebakaran, ambulans, rumah sakit, dan dokter yang mudah dihubungi.
e. Tersedia alat pemadam kebakaran, baik busa, gas CO2, kotak pasir, dan mantel tahan api.
Gambar 5 Saluran gas selalu diperiksa
Gambar 6 Pemeriksaan kabel
6
Gambar 7. Macam-macam alat pemadam kebakaran
D. Teknik Dasar Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan teknik dasar kerja di laboratorium yang berhubungan erat dengan keselamatan kerja, terutama ketika bekerja dengan bahan kimia dan menggunakan alat-alat gelas laboratorium.
1. Bahan kimia
Hal-hal yang harus diperhatikan saat bekerja dengan bahan kimia antara lain adalah:
1) Penggunaan bahan kimia harus dibatasi seminimal mungkin
2) Kontak langsung dengan bahan kimia harus dihindari.
3) Memindahkan atau mengambil bahan kimia dengan hati-hati.
4) Mengenal bahan kimia dan karakteristiknya serta menyimpan bahan kimia dengan cara yang tepat.
7
5) Semua bahan kimia harus diberi label, bahan yang tidak berlabel harus disingkirkan.
6) Bahan kimia yang berbahaya dan beracun harus diperhatikan secara khusus, seperti H2S, CO, NO, SO2, Hg, Pb, dan pelarut organik.
7) Senyawa peroksida padat dan larutan pekat harus ditangani secara khusus, tidak didekatkan dengan senyawa organik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memindahkan atau mengambil bahan kimia zat adalah :
1) Mencermati dengan teliti label bahan kimia yang akan diambil atau dipindahkan untuk menghindari kesalahan.
Gambar 5.8 Baca Label bahan kimia pada botol
2) Mengangkat botol atau wadah yang berisi bahan kimia dengan cara yang senyaman mungkin, tidak hanya menjinjing lehernya saja.
Gambar 9 Mengangkat Botol
8
3) Pengambilan bahan padat dari wadahnya, baik serbuk maupun kristal, dengan cara membuka tutup dan meletakkan tutup botol dalam posisi terbalik. Pengambilan bahan menggunakan spatula. Hindari agar tidak mengenai bagian tubuh. Jika bahan kimia mengenai bagian tubuh, perlakukan dengan cara yang tepat.
4) Pengambian larutan atau
zat cair. Tutup botol dibuka
dan dipegang dengan jari
tangan sekaligus telapak tangan memegang botol tersebut. Jika tidak memungkinkan, tutup botol diletakkan dalam kondisi terbalik. Jika perlu dilakukan di lemari asam dan gunakan kaca mata pengaman dan masker wajah. Bahan yang dipindahkan dialirkan melalui batang pengaduk atau melalui dinding gelas untuk agar tidak memercik. Jika mengambil dengan pipet ukur atau pipet gondok harus menggunakan pro pipet (bulb), sedangkan jika dituang, posisi label bahan berada pada telapak tangan.
Gambar 5.11 Memindahkan larutan atau zat cair
5) Segera tutup kembali tutup
botol untuk menghindari kontaminasi atau terjadinya kerusakan bahan kimia.
6) Mengambil bahan sesuai dengan jumlah yang diperlukan. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.
Gambar 10 Pengambilan bahan padat/ serbuk
9
7) Tidak diperkenankan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi.
8) Ketika terjadi tumpahan, larutan yang tumpah di meja atau di lantai segera dibersihkan. Asam kuat dinetralkan dengan serbuk natrium karbonat, sedangkan basa kuat dinetralkan dengan serbuk ammonium klorida. Bersihkan dengan air secukupnya. Bahan kimia dibuang dalam tempat yang terpisah. Larutan pekat diencerkan terlebih dahulu sebelum dibuang.
9) Bahan kimia dapat masuk melalui pernafasan, mulut, dan kulit sehingga harus diperhatikan. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia. Perhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
10) Beberapa reaksi kimia harus diperlakukan dengan hati-hati, seperti reaksi antara asam kuat pekat dan basa kuat pekat; reaksi zat oksidator kuat, logam alkali atau alkali tanah dengan air pelarut yang mengandung klor; logam hidrida, brom cair, hidrohakarbon dengan halogen, asam kronat, atuapun natrium peroksida; dan asam nitrat dengan alkohol.
2. Penggunaan alat-alat gelas
1) Alat-alat gelas yang sudah retak atau sumbing tidak layak digunakan. Membersihkan pecahan gelas harus hati-hati dan dibuang pada tempat terpisah.
Gambar 12 Hindari mengisap langsung bahan kimia
10
2) Mengisi buret pada posisi sejajar dengan mata, jika tidak terjangkau harus diturunkan terlebih dahulu. Tidak diperkenankan mengisi buret dengan cara berdiri di atas kursi.
3) Memanaskan larutan atau reaksi dengan menggunakan tabung reaksi, volumenya tidak boleh lebih dari sepertiga volume tabung. Pemanasan diletakkan di atas nyala biru dengan penjepit tabung sambil digoyangkan. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai orang lain maupun diri sendiri.
4) Menggunakan corong pisah dengan cara yang tepat. Kran harus sering dibuka untuk menjaga tekanan dan mengeluarkan gas dengan mengarahkan pada posisi yang tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3. Penanganan tabung (silinder gas)
1) Diletakkan dalam posisi berdiri.
Gambar 14 Posisi tabung gas
Gambar 13 memanaskan tabung reaksi, api pada ujung tabung
11
2) Selalu memeriksa kran gas sebelum dan sesudah digunakan. Jika kran macet, tidak diperkenankan memukul-mukulnya.
3) Dilarang menggunakan vaselin atau minyak pelumas pada kran gas karena dapat menimbulkan ledakan.
4) Saat membuka kran gas harus diperhatikan arah keluar gas agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain
5) Memperhatikan label tabung yang tertera pada silinder untuk mengetahui isi gas.
4. Bahaya mekanik
1) Semua mesin yang digerakkan tangan atau motor harus diletakkan kokoh di tempat yang aman. Hindari sentuhan dengan badan dan pakaian.
2) Dilarang menghentikan alat-alat yang sedang bergerak dengan tangan secara langsung.
5. Bahaya listrik
1) Jangan membiarkan ada kabel yang terbuka pelindungnya. Steker terpasang secara benar, tidak longgar.
2) Alat-alat listrik, alat elektronik, akumulator, dan kondensator harus digunakan dengan tepat. Setiap penggunaan alat elektronik perlu memperhatikan voltasenya.
6. Bahaya Bahan Biologi
Bahaya bahan biologi berkaitan erat dengan penggunaan mikroorganisme, kebersihan lingkungan, dan penggunaan hewan dalam praktikum.
12
Mikroorganisme
Bakteri patogen dan non patogen mungkin saja tumbuh pada biakan dalam praktikum tentang bakteri. Penanganannya harus khusus, sehingga perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1) Jangan makan, minum, atau merokok di dalam laboratorium.
2) Jangan sekali-kali menyentuh mulut dengan tangan, pensil, atau mencium dan mencicipi bahan praktikum.
3) Bahan-bahan untuk mikrobiologi jangan disimpan dalam lemari es yang bersatu dengan makanan.
4) Biakan kultur mikroorganisme yang terdapat dalam cawan petri, tabung reaksi atau gelas kimia harus ditutup rapat dengan selotip ketika sedang pengamatan.
5) Tumpahan biakan mikroorganisme di meja dan lantai segera dibersihkan dengan desinfektan.
6) Biakan mikroorganisme diberi label dengan benar pada bagian bawah petridish. Label berisi nama siswa, tanggal, kelas, nama spesimen.
7) Biakan mikroorganisme yang tidak dikehendaki harus disterilisasi dengan melarutkan bahan kimia atau menempatkannya pada kantong plastik.
8) Seluruh perlengkapan yang terkontaminasi mikroorganisme harus dicuci dengan desinfektan.
9) Setelah kegiatan praktikum tangan harus dicuci dengan antiseptik.
Mikroskop
13
Kaca cermin mikroskop tidak boleh terkena cahaya matahari secara langsung. Hanya cahaya yang tidak langsung yang boleh digunakan untuk mengamati mikroskop untuk menghindari gangguan pada mata.
Hewan Percobaan
Sejumlah penyakit diketahui menyebar melalui perantaraan hewan, sehingga memelihara hewan dengan benar dapat mencegah penyebaran penyakit dari hewan terhadap manusia.
1) Hewan percobaan diperoleh dari tempat yang terpercaya dan dari kandang yang sehat. Hewan ditempatkan pada kandang yang jauh dari ruang kerja laboratorium.
2) Hewan yang terluka harus disembuhkan terlebih dahulu sebelum praktikum menggunakan hewan tersebut.
3) Digigit oleh hewan percobaan harus dibasuh dengan antiseptik.
4) Penggunaan hewan liar dalam praktikum. Hewan tersebut harus dikarantina terlebih dahulu untuk memastikan agar hewan tersebut tidak membawa penyakit yang membahayakan.
Gambar 15 Kandang hewan percobaan
14
Tanaman Beracun
Siswa harus diperingatkan bila bekerja dengan tumbuhan beracun dari minyak bijinya pada famili Euphoriaceae, Genus Ricinus, Spesies Ricinus communis.
Pestisida
Insektisida, fungisida, dan herbisida beracun dalam konsentrasi lebih dari yang direkomendasikan. Oleh karena itu harus disimpan di tempat yang aman, diberi label dengan benar, dan digunakan dengan tepat.
Alergi dan Hipersensitif
Kulit dapat bereaksi alergi terhadap bahan kimia tertentu, bahan-bahan dari tumbuhan atau hewan tertentu. Beberapa orang sangat sensitif terhadap bau, cairan, atau senyawa padat tertentu. Bagi mereka yang hipersensitif dianjurkan untuk menggunakan sarung tangan atau pelindung diri lainnya.
7. Bahaya api
Sumber kebakaran dapat disebabkan oleh Bunsen yang menyala kembali tanpa sepengetahuan, api biru yang tidak tampak, kasa yang digunakan diatas kaki tiga masih panas, pelarut yang mudah terbakar, listrik dan percikan api listrik, oksidator kuat, serta gas yang mudah terbakar.
Klasifikasi api pada kebakaran :
1) Kelas A : disebabkan oleh kayu, kertas, kain, karet, plastik
2) Kelas B : disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti paraffin, benzena, eter, alkohol
3) Kelas C : disebabkan oleh listrik
4) Kelas D : disebabkan oleh logam
Tipe alat pemadam kebakaran :
1) Semprotan air dilengkapi dengan selang karet.
15
2) Pemadam api asam-soda berisi larutan natrium bikarbonat dan asam sulfat secara terpisah, saat diperlukan kedua zat ini dicampurkan dan menimbulkan pancaran cairan dan CO2.
3) Pemadam api dengan busa berisi larutan dan senyawa pembuat busa.
4) Pemadam api gas CO2 berisi CO2 dengan tekanan tinggi.
5) Pemadam api CTC (karbon tetra klorida), tetapi jarang digunakan kecuali ditempat terbuka karena menimbulkan gas beracun
6) Pemadam BCF (bromo chloro difluoromethne)
7) Selimut tahan api, baik yang terbuat dari tenunan serat gelas, selimut asbes, ataupun karung basah.
Pemilihan pemadam api :
1) Api kelas A : semprotan air, CO2, busa
2) Api Kelas B : selimut, CO2, BCF, kombinasi 1 dan 2, busa, serbuk
3) Api kelas C : putuskan arus dan matikan dengan CO2 atau BCF
4) Api kelas D : serbuk
Mengoperasikan alat Pemadam Kebakaran Jenis tabung
Perlu diketahui bahwa alat-alat pemadam kebakaran yang telah dibahas hanya mampu memadamkan kebakaran-kebakaran kecil saja dan sekali pakai. Kebakaran besar harus ditangani oleh unit-unit pemadam kebakaran.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam mengoperasikan alat pemadam kebakaran jenis tabung, sebagai berikut.
16
1) Alat
Perangkat tabung pemadam kebakaran jenis multy purpose terbuat dari logam dengan komponen pemadan kebakaran sebagai berikut
a) tabung, tempat menyimpan serbuk zat, di dalamnya terdapat pula tabung gas yang berisi CO2
b) alat picu
c) kunci pengaman
d) selang karet/plastik
2) Bahan
Tabung pemadam kebakaran berisi serbuk Natriumbikarbonat ( NaHCO3), dan gas karbondioksida (CO2 ).
3) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Hati-hati ketika menggunakan alat pemadan, karena serbuk yang dikeluarkan dapat menyebabkan iritasi pada mata maupun hidung.
4) Langkah Kerja
(a) Lepaskan selang karet dari dinding tabung alat pemadam
Gambar 16. Melepas selang karet dinding tabung
alat pemadam kebakaran
17
(b) Cabut kunci pengaman pada tabung alat pemadam
Gambar 5.17. Melepas kunci pengaman tangkai alat pemadam
kebakaran
(c) Arahkan selang pada titik apinya
Gambar 5.18. Mengarahkan selang pada titik api
(d) Tekan picu tabung bersamaan dengan arah selang sambil badan bergerak memutar mengelilingi api
18
Gambar 19. Menekan picu tabung alat pemadam kebakaran
8. Pakaian Pelindung
1) Pakaian kerja laboratorium yang tertutup, meliputi pakaian yang tertutup rapat, jas laborotorium, dan sepatu tertutup.
2) Sarung tangan yang mudah dilepas dan mampu melindungi tangan.
3) Kaca mata pengaman untuk melindungi mata dari bahan kimia yang korosif, menimbulkan percikan dan iritasi, dan memancarkan energi yang tinggi.
4) Pelindung wajah untuk menghindari kontak langsung dengan gas-gas beracun dan berbahaya. 9. Jenis dan Penanganan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK) Untuk memudahkan dalam mengatasi pertolongan pertama pada kecelakaan, hendaknya perlu dikenali jenis kecelakaan dan cara penanganannya. Perhatikan tabel berikut yang memuat jenis kecelakaan, penyebabnya dan bagaimana penanganan yang harus dilakukan bila kecelakaan di Laboratorium terjadi.
19
Tabel 1. Jenis dan penanganan penyebab kecelakaan
JENIS KECELAKAAN
PENYEBAB
PENANGANAN
CATATAN
Luka bakar
Terbakar karena api atau tersinggung benda panas
1. Daerah yang terbakar secepatnya didinginkan dengan air dingin atau air es , hingga penderita tidak sakit lagi.
2. Bagian yang terbakar ditutup dengan kasa pembalut yang telah diolesi vaselin, atau minyak kelapa, atau lemak ayam atau minyak ikan.
3. Berilah si penderita minuman yang hangat seperti teh atau kopi supaya bandan tetap hangat
Jangan sekali-kali diolesi dengan mentega bukan mengurangi rasa sakit, tetapi menambah rasa sakit.
Terbakar oleh asam atau basa
Cucilah dengan air dingin sebanyak-banyaknya bagian yang terbakar
Terbakar karena natrium atau kalium
Hilangkan logamnya, kemudian cuci dengan ar dingin sebanyak-banyaknya.
Mata kemasukan benda asing
Mata kemasukan asam
Cuci mata dengan air sebanyak-banyaknya. Kemudian dengan gelas pencuci mata, cuci mata dengan larutan 1% natrium bikarbonat
Mata kemasukan basa
Cuci mata dengan air sebanyak-banyaknya. Kemudian dengan gelas pencuci mata , cuci mata dengan larutan 1% asam borat
Mata kemasukan brom
Cuci mata dengan air sebanyak-banyaknya. Kemudian dengan gelas pencuci mata , cuci mata dengan larutan 1% natrium bikarbonat.
20
JENIS KECELAKAAN
PENYEBAB
PENANGANAN
CATATAN
Mata kemasukan debu/benda padat
Tangan si penolong harus dicuci sebersih mungkin . bukalah kelopak mata si penderita dengan telunjuk dan ibu jari . kemudian suruhlah si penderita mengedip-kedipkan matanya. Jika debu atau benda asing telah terlihat , ambillah debu itu dengan cara menempelkan ujung sapu tangan basah pada debu itu. Untuk penanggulangan sementara gunakan obat tetes mata.
Cara melakukannya harus hati hati
Jika benda asing itu sukar dikeluarkan, mata hendaknya ditutup dengan segumpal kapas, kemudian mencari pertolongan dokter
Luka tergores/teriris
Tersayat/teriris karena kekurang hati-hatian dalam penggunaannya
Tindakan pertama yang harus kita lakukan mengusahakan agar tubuh tidak kemasukan binit penyakit melalui luka tersebut. Jika luka itu kecil, usaplah luka itu dengan betadin/yodium tinktur. Tetapi jika luka itu terlalu besar hingga menganga jangan mengoleskan obat tersebut pada bagian lukanya,tetapi usaplah dengan obat tersebut pada bagian pinggirnya, kemudian tutup dengan pembalut kassa , akhirnya balutlah.
Ikuti tata cara membalut luka
Jika luka itu mengeluarkan darah banyak, ambilah tumpukkan kapas yang cukup tebal dan tekankan pada luka tersebut untuk mengurangi darah mengalir. Bila anggota tubuh yang luka itu dapat diangkat berusahalah mengakat bagian yang luka tersebut lebih tinggi daripada letak jantung; ini akan mengurangi keluarnya darah.
Pendarahan yang menetes
21
JENIS KECELAKAAN
PENYEBAB
PENANGANAN
CATATAN
atau menyembur disebabkan pembuluh balik luka. Menghentikan pendarahan menetes denganmemijit urat balik dibawah luka.
Pendarahan yang memancar disebabkan oleh pembuluh nadi yang luka. Pendarahan ini dihentikan dengan memijit urat nadi diatas luka, atau dengan pembalutsebagai penekan pendarahan.
-
Luka yang disebabkan sengatan hewan
Janganlah sekali-kali luka digosok, sebab racun yang dikeluarkan hewan akan lebih cepat tersebar masuk kedalam tubuh. Racun yang dikeluarkan lebah madu, laba-laba, nyamuk, mempunyai sifat asam, oleh karena itu gosoklan bekas sengatan itu dengan kapasyang dibasahi dengan amoniak atau larutan soda. Untuk menawarkan racun itu.
-
Luka karena sengatan tawon harus diusap dengan asam cuka untuk menetralkan karena racunya bersifat basa.
-
Bahan kimia masuk kedalam mulut
Asam masuk ke dalam mulut
Jangan menggunakan obat emetic (obat yang mengakibatkan muntah). Minumlah air kapur yang encer dan minum banyak air.
Jika tersedia diberi minum susu
Basa masuk ke dalam mulut
Jangan menggunakan obat emetic (obat yang mengakibatkan muntah). Minumlah cuka encer dan minum banyak air.
Jika tersedia, diberi minum susu
Zat racun lain masuk kedalam mulut
Gunakan emetic (obat yangmenyebabkan muntah). Atau tekanlah dengan jari pada tenggorokan agar muntah.
Penderita dieri minuman susu sambil menuggu pertolongan dokter. Keterangan
22
JENIS KECELAKAAN
PENYEBAB
PENANGANAN
CATATAN
yang jelas dan tepat tentang zat yang tertelan serta konsentrasinya akan sangat menolong dokter.
Keracunan gas
Bawalah penderita ke tempat dengan udara yang segar. Kendorkan pakaiannya. Jika pernafasan terhenti lakukanlah pernafasan buatan.
-
Kejutan listrik
Jika pada suatu ketika di lab terjadi kecelakaan terkena arus listrik, maka guru atau petugas lab segera mengambi tindakan sbb:
a. memutuskan aliran listrik yang menuju tempat kejadian dengan cara:
mencabut steker atau kabel
jika mungkin lakukan hubungan pendek pada stop kontak sehingga sekering putus.
b. Menolong penderita dengan cara menarik tangan penderita dengan menggunakn isolator, misalnya tali atau kain/pakaian kering.
-
Tabel 2: Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan di Laboratorium
ASPEK SUMBER KECELAKAAN
PENYEBAB
AKIBAT YANG TERJADI
PENCEGAHAN
PENANGGULANGAN SEMENTARA
orang
benda
1. Laboratori
um dan perabotnya
Terkena benda tajam, pecahan kaca
Tersayat sehingga Luka berdarah
Menggunakan benda tajam secara hati-hati dan sesuai dengan fungsinya.
Olesi betadin atau mercurochom
-
kejatuhan benda berat, terjepit.
Bengkak meradang
Tidak meletakkan benda-benda berat di tempat bagian atas.
Kompres dengan Rivanol, olesi thrombopop pada luka yang meradang.
-
2. Listrik
Kerusakan jaringan kabel listrik yang telah usang atau terjadi hubungan pendek pada arus bolak balik.
kebakaran
- Memilih kabel yang berisolator yang berkalitas baik
- Meletakkan stop kontak di tempat yang jauh dari percikan atau genangan air.
-Menyiapkan alat pemadam kebakaran.
Olesi bioplacenton pada luka yang terbakar.
Matikan segera tombol sekering
Salah pegang kutup listrik
Tersengat listrik, tangan terbakar
- Menggunakan sarung tangan berisolator.
- Menggunakan alas kaki karet (tetapi tidak berlaku bagi tegangan listrik bertegangan ekstra tinggi).
Olesi bioplacenton atau lasonil pada luka yang terbakar.
-
3. Sumber panas dan kebakaran
Tersiram air panas
Kulit melepuh
Tidak membawa air panas dalam wadah terlalu penuh.
-Celupkan di air dingin pada bagian
Bagi alat listrik yang terkena air
24
yang tersiram air panas. -Olesi bioplacenton atau lasonil pada kulit yang melepuh.
jangan dioperasikan terlebih dahulu sebelum komponen alat kering sekali.
Terbakar oleh pembakar spiritus, kompor gas atau kompor listrik.
terbakar
- Menghindari mengisi spirtus terlalu penuh.
- Sumbu pembakar jangan terlalu besar.
- Menjauhkan api (sumber kebakaran) dari benda-benda yang mudah terbakar seperti , kertas , stereoform, benang dan spiritus.
-Pembakar bunsen harus dalam kondisi tertutup ketika tidak digunakan.
-Tidak membuang sisa-sisa eksperimen yang masih panas ke tempat sampah.
- Mematikan listrik/api/pembakar sebelum meninggalkan laboratorium.
Olesi bioplacenton atau lasonil pada luka yang terbakar.
Padamkan api dengan segera dengan menggunakan pasir, karung basah atau tabung pemadam kebakaran .
4. Bahan kimia
Terkena gas
Mata pedas
-Mengenali fungsi dan akibat reaksi yang ditimbulkan oleh bahan kimia
Dicuci dengan borwater , atau dicuci dengan air bersih yang mengalir.
Netralisir benda yang terkena bahan kimia dengan air sabun atau zat yang bersifat basa dan
25
sejenisnya.
5. Binatang
Tergigit, tersengat
membengkak
Gunakan sarung tangan kulit ketika melakukan pengamatan terhadap binatang-binatang.
Olesi dengan minyak tawon, ammonia atau larutan soda
-
Keterangan: Bila terjadi luka yang cukup serius harus segera dibawa ke dokter yang terdeka
terimakasih banyak...
BalasHapus